PENGARUH AGENSI HAYATI TERHADAP TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)
Keywords:
Onion plant,, Agensia conservation, Intensity of diseaseAbstract
Biological agents as one of the alternatives that are environmentally friendly control and in accordance with the guidelines of IPM is still not implemented. The purpose of this study to determine the interaction of dose and concentration of biological agents on the growth and yield of onion as well as to the intensity of the disease on onion crop, effect of the use of biological agents Trichoderma sp on growth, onion, and diseases of the onion crop, the concentration of PGPR right for growth and onion as well as against diseases of the onion crop. Fieldwork was arranged in a randomized block design Complete (RAKL) two factors, one control and three replications. The irst factor is the dose of Trichoderma harsianum (T) consists of two levels ie: T0: Without Trichoderma harsianum L, T1: Trichoderma harsianum L. dose of 50 kg / ha (5 mg / m2). The second factor is the concentration of PGPR (P) consists of 4 levels: P0: Without PGPR, P1: PGPR concentration of 2%, Q2: PGPR concentration of 4%, P3: PGPR concentration of 6%. The results showed no interaction between dose and concentration on the intensity of fusarium wilt, growth variables dry weight per hill, tuber crops variable dry weight per hectare. The highest efficacy for controlling diseases in onion combination treatment without the use of Trichoderma sp and PGPR concentration of 0%. PGPR concentration of 6% gave the highest yield of the dry weight of tuber crop yield of 12.7 tonnes per hectare.
References
Ayun, Hadiastono, Martosudiro., 2013. Pengaruh Penggunaan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) Terhadap Intensitas TMV (Tobacco Mosaic Virus), Pertumbuhan, dan Produksi Pada Tanaman Cabai (Capsicum frutescens L.). Jurnal HPT Unibraw 1 (1): 47-53.
Anonim, 2013. Data Pertanian Hortikultura. http://www.bps.go.id. Diakses 26 Januari 2015.
Anonim, 2014. Pertanian Dalam Angka. www.kulonprogokab.go.id/V21/pertanian_14hal. Diakses 2 Maret
Anonim, 2002. Metode Pengamatan OPT Tanaman Sayuran, Direktorat Perlindungan Hortikultura Dirjen Bina Produksi Hortikultura, Jakarta. 44 hal.
Anonim, 2004, Buku Pedoman Standar Prosedur Operasional (SPO) Budidaya Bawang Merah, Dirjen Bina Produksi Hortikultura, Jakarta. 56 hal.
Anonim, 2010. Standar Operasional Prosedur Budidaya Bawang Merah Kabupaten Nganjuk Jatim, Kementrian Pertanian Dirjen Hortikultura Direktorat Budidaya Tanaman sayuran dan Biofarmaka, Jakarta. 71 hal
Anonim, 2011. Jamur Antagonis Gliocladium sp dan T. Harsianum Pengendali Patogen Tular Tanah Parasit Tanaman, Dinas Pertanian Balai Proteksi Tanaman Pertanian Provinsi D.I Yogyakarta. 22 hal.
Anonim, 2013. Perbanyakan Agens Hayati, Dinas Pertanian Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat. 15 hal.
Baswarsiati, 2009. Penerapan Teknologi Maju Budidaya Bawang Merah. https://baswarsiati.wordpress.com/2009/04/24/. Diakses 7 Maret 2015 jam 19.00 WIB.
Batubara, 2013. Hama Penting Pada Tanaman Bawang Merah dan Pengendaliannya. http://rockypaulus.blogspot.com/2013/11/hama penting pada tanaman. Diakses 25 Februari 2015.
Girsang, 2009. Dampak Penggunaan Pestisida. https://usitani.wordpress.com/2009/02/26dampak-negatif-penggunaan-pestisida. Diakses 2 Maret 2016.
Kafrawi, Zahraeni K., Muliani S., 2015. Skrining Isolat Plant Growth Promoting Rhizobacteri (PGPR). Prosiding Seminar Nasional Mikrobiologi Kesehatan dan Lingkungan. Makasar, 29 Januari 2015. SBN 978-602-72245-0-6.
Nawangsari, 2010. Bawang Merah (Allium cepa L.). ccrc.farmasi.ugm.ac.id/page.id=2170. Diakses 26 Januari 2016.
Ngadiran, 2013. PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). Dinas Pertanian Balai Proteksi Tanaman Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta. 15 hal.
Nirwanto, 2011. Estimasi Kehilangan Hasil Ekonomi Produksi Bawang Merah Terhadap Penyakit Bercak Ungu. UPN Veteran Jawa Timur. 56 hal. Eprints.upnjatim.ac.id/3189/1/Blinder_estimasi pdf. Diakses 2
Maret 2016.
Miskiyah, Munarso J. 2009. Kontaminasi Residu Pestisida pada Cabai Merah, Selada, dan Bawang Merah (Studi Kasus di Bandungan dan Brebes Jawa Tengan dan Cianjur Jawa Barat. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Jurnal Hort. 19(1) : 101-111.
Prabaningrum, 2015. Empat Prinsip Dasar dalam Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT). http://balitsalitbang.pertanian.go.id/ind/index.php/beritaterbaru/378. Diakses 6 Desember 2015.
Purwantisari, Susiana and Hastuti, Rini Budi (2009). Uji Antagonisme Jamur Patogen Phytophthora infestans Penyebab Penyakit Busuk Daun dan Umbi Tanaman Kentang Dengan Menggunakan Trichoderma spp. Isolat Lokal. BIOMA, 11 (1). 24-32. ISSN 1410-8801.
Putrasamedja dan Suwandi, 2004. Bawang Merah Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang
Bandung. 15 hal.
Santoso, S.E., L. Soesanto, dan T.A.D. Haryanto. 2007. Penekanan Hayati Penyakit Moler pada Bawang Merah dengan Trichoderma harzianum, Trochoderma konongii, dan Pseudomonas luorescens P60. Jurnal HPT Tropika 7 (1): 53-61.
Semangun, H. 2007. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 850 hal.
Shoiyani A., Suyadi. 2014. Kajian Efektiitas Penggunaan Agensia Hayati Trichoderma sp. Untuk Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Bawang Merah di Luar Musim. Prossiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP 2014. ISBN 978 -602-14930- 2-1.
Simatupang, 2004. Justifikasi dan Metode Penetapan Komoditas Strategis. pse.litbangpertanian.go.id/pdfiles/Anjak 2004. Diakses 20 Februari 2016.
Soesanto, L., Rokhlani, dan Prihatiningsih N, 2008, Penekanan Beberapa Mikroorganisme Antagonis Terhadap Penyakit Layu Fusarium Gladiol, Jurnal Unsoed Agraita 30(1):75-83
Sunarno, 2012. Pengendalian Hayati (Biologi Control) Sebagai Salah Satu Komponen Pengendalian Hama Terpadu (PHT). http://journal.uniera.ac.id/pdf_repository/juniera31-uHihqla. Diakses 3 Maret 2016.
Supriadi, Rochdjatun, dan Jauhari. 2013. Kejadian Penyakit pada Tanaman Bawang Merah yang Dibudidayakan Secara Vertikultur di Sidoarjo. Jurnal HPT Vol. I, no 3, September 2013. ISSN: 338 356.
Wahyuningsih, Herlina N., dan Setyono. 2015. Pengaruh Pemberian PGPR (Plant Growth Promoting Rizhobacteria) dan Pupuk Kotoran Kelinci Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman. Jurnal 5( 8). htpp://karyaIlmiah. fp. ub. Id/bp. Diakses 15 Desember 2015.
Downloads
Published
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.