RESPONS PERTUMBUHAN TIGA VARIETAS PISANG LOKAL TERHADAP ZPT BENZIL ADENIN (BA) SECARA IN VITRO
Keywords:
Pisang tembaga., pisang telunjuk, pisang susu burik, Benzil Adenin, in vitroAbstract
isang merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari. Salah satu kendala dalam penyediaan buah pisang adalah ketersediaan bibit tanaman yang berkualitas. Perbanyakan tanaman melalui teknik kultur jaringan diharapkan dapat menyediakan bibit berkualitas dalam jumlah cepat, banyak dan seragam. Penelitian bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan tiga varietas pisang lokal terhadap Benzil Adenin (BA) secara in vitro. Penelitian dilakukan di laboratorium kultur jaringan BPTP NTB pada Mei November 2017. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap non faktorial, terdiri dari tiga taraf yaitu pisang telunjuk, pisang tembaga dan pisang susu burik, diulang 15 kali. Anakan pisang yang sehat setinggi 20-30 cm disterilisasi dengan cara pelepahnya dibuang, ditinggalkan mata tunas dan bonggolnya. Eksplan selanjutnya dicuci dengan detergen cair dan dibilas dengan air mengalir, kemudian dipotong sampai ukuran 2 cm3. Eksplan disterilisasi dengan alkohol 70% selama 2 menit, klorox 20% selama 5 menit, dan dibilas 3 kali dengan air steril. Eksplan diperkecil seukuran 1 cm3 dengan menyertakan titik tumbuh lalu ditanam pada media MS tanpa zat pengatur tumbuh, selanjutnya botol kultur diinkubasi pada suhu 25 20C, diberi penyinaran lampu TL 18 watt. Setelah 1 minggu, eksplan dipindahkan ke media dengan formulasi MS+BA 5 mg/l. Pengamatan dilakukan pada akhir percobaan dengan parameter jumlah tunas, tinggi tunas, jumlah daun dan jumlah akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis varietas pisang memberi pengaruh nyata terhadap jumlah tunas, jumlah daun, dan jumlah akar. Secara umum respons terbaik dihasilkan oleh pisang tembaga yang menghasilkan nilai paling tinggi pada parameter jumlah tunas dan jumlah akar berbeda dari varietas lain.
References
Ammirato, P.V., Evans, D.R., Sharp, W.R., Bajaj, Y.P.S. (1990). Handbook ofPlant Cell Culture (Vol.5). New York: Ornamental Species, McGraw Hill Book.
Apriani, R., Mulyaningsih, T., Kurnianingsih, R., Fitrahtunnisa.(2016). Penggunaan BA pada mikropropagasi pisang (Musaparadisiaca L.) kultivar Kusto. Jurnal Biologi Tropis. 16(1).33-40.
Bella D.R.S., Suminar, E., Nuraini, A., Ismail, A. (2016). Pengujian efektivitas berbagai jenis dan konsentrasi sitokinin terhadap multiplikasi tunas mikro pisang (Musaparadisiaca L.) secara in vitro. Jurnal Kultivasi. 15(2). 74 80.
Buising, C. M., R. C. Shoemaker, and R. M. Benbow. (1994). Early events of multiple bud formation and shoot development in soybean embryonic axes treated with the cytokinin, 6-benzylaminopurine. Am. J. Bot. 81(1). 1435-1448. Diakses dari http://dx.doi.org/10.2307/2445317.
Demissie, A.G. (2013). Effect of different combinations of BAP (6-benzyl amino purine) and NAA (Napthalene acetic acid) on multiple shoot proliferation of plantain (Musa spp.) cv. Matoke from meristem derived explant. Academia J. Biotech. 1(5). 2315-7747.
Elma, T.A., Suminar, E., Mubarok, S., Nuraini, A. (2017). Multiplikasi tunas mikro pisang (Musaparadisiaca I.) raja bulu secara in vitro pada berbagai jenis dan konsentrasi sitokinin. Jurnal Kultivasi. 16(3).418-424.
Ferdous, M.H., Billah, A.A.M., Mehraj, H., Taufique, T., Uddin, A.F.M.J. (2015). BAP and IBA pulsing for in vitro multiplication ofbanana cultivars through shoot-tip culture. J.Bioscie. Agri. Research. 3(2). 87-95.
Fitramala, E., Khaerunisa, E., Djuita, N.R., Sunarso, H., Ratnadewi, D. (2016). Kultur in vitro pisang (Musaparadisiaca L.) cv. Kepok Merah untuk mikropropagasi cepat. Menara Perkebunan. 84(2).69-75.
George, E.F., Hall, M.A., Klerk, G.D. (2008.) Plant Growth Regulators II: Cytokinins, Their Anologues and Antagonists. Plant Propagation by Tissue Culture (3rd ed.) (pp. 205- 226).
Hapsari, R.I., Astutik.(2009). Uji konsentrasi IAA (IndoleAceticAcid) dan BA (Benziladenine) pada multiplikasi pisang varietas Barangan secara in vitro. Buana Sains. 9(1).11-16.
Kasutjianingati dan Boer. (2013). Mikropropagasi pisang Mas Kirana (Musa acuminata L) memanfaatkan BAP dan NAA secara in-vitro. Jurnal Agroteknos. 3 (1). 60-64.
Kuroha, T., and Satoh, S. (2006). Involvement of cytokinins in adventitious and lateral root formation. Plant Root (JSRR). 1. 27-33. Diakses dari www.plantroot.org.
Lu, M. C. (2005). Micropropagation of Vitis thunbergii Sieb. et Zucc, a medicinal herb, through high-frequency shoot tip culture. Scie. Hort. 107. 64-69.
Mahonen, A.P., Bishopp, A., Higuchi, M., Nieminen,K.M., Kinoshita, K., Tormakangas, K., Ikeda, Y., Oka, A., Kakimoto, T., Helariutta, Y. (2006). Cytokinin signaling and its inhibitor AHP6 regulate cell fate during vascular development. Science. 311. 9498.
Mangena, P. (2020). Benzyl adenine in plant tissue culture- succinct analysis of the overall influence in soybean (Glycinemax [L.] Merril) seed and shoot culture establishment. Journal of Biotech Research. 11. 23-34.
Marlin. 2010. Regenerasi in vitro plantlet pisang ambon curup melalui pembentukan kalus embriogenik. Pros. Semirata Bidang Ilmu-Ilmu Pertanian (hal. 468-474).
Maulida, D., Erfa, L., Sesanti, R.N. (2018). Multiplikasi mata tunas pisang Cavendish in vitro pada berbagai konsentrasi benziladenin. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan.17(3). 16-21.
Meldia, Y.S., Sunyoto, A., Suprianto. (1996). Pembibitan Tanaman Pisang. Solok: Balai Penelitian Tanaman Buah.
Motagaly, S.M.A., Abdellatif, Y.M.R., Manaf, Ibrahim. (2019). Effect on benzyladenine on micropropagation of banana shoots tip. Arab.Univ. J. Agric. Sci. 26(2D). 2557 2564.
Ngomuo, M., Mneney, E., Ndakidemi, P. (2013). The effect of auxins and cytokinin on growth and development of (Musa sp.) var. Yangambi explanted in tissue culture. American J. Plant Sciences. 4. 2174-2180.
Ramesh, Y., and Ramassamy, V. (2014). Effect of gelling agents in in vitro multiplication of banana var. Poovan. Int. J. Advanced Bio. Research. 4(3). 308-311.
Rodinah, Nina, C., E. Rohmayanti, E. (2012). Inisiasi pisang talas (Musaparadisiacal var. sapientum L.) dengan pemberian sitokinin secara in vitro. Agroscientiae. 19(2). 107-111.
Saad, A.I.M., and Elshahed, A.M. (2012). Chapter II: Plant Tissue Culture Media (pp. 29-40). Intech.
Sitohang, N. (2005).Kultur meristem pisang Barangan (Musaparadisiaca L.) pada beberapa komposisi zat pengatur tumbuh NAA, IBA, BAP dan kinetin dengan media MS. J. Penelitian Bidang Ilmu Pertanian Kopertis Wil.I. 3(2). 19-25.
Sihotang, S., Kardhinata, E.H., Riyanto.(2016). Stimulasi tunas pisang Barangan (Musaacuminata L.) secara in vitro dengan berbagai konsentrasi IBA (Indole-3-butyric acid) dan BA (Benzyladenin). Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan. 3(1).18-30.
Strosse, H., Van den Houwe, I., Panis, B. (2004). Banana cell and tissue culture: cellular, molecular biology and induced mutations (pp. 1-12). Polymouth: Science Publishers Inc.
Su, Y.,Liu, Y., Zhang, X. (2011). Auxin-cytokinin interaction regulates meristem development. Molecular Plant. 4(4). 616-625. Diakses dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3146736/
Vardja, R., and Vardja, T. (2001). The effect of cytokinin type and concentration and the number of subcultures on the multiplication rate of some decorative plants. Proc. Estonia Acad. Sci. Biol. Ecol. 50(1). 22-32.
Wang, K.L., Li, H., Ecker, J.R. (2002). Ethylene biosynthesis and signaling networks. Plant Cell. 14: S131S151.
Yusnita. 2003. Kultur Jaringan. Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efisien. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Downloads
Published
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.