Pemberdayaan Masyarakat Tani Melalui Usaha Lidah Buaya (Aloe Vera L) (Studi Kasus Di CV Mount Vera Kabupaten Gunungkidul)
DOI:
https://doi.org/10.55259/jiip.v29i2.10Keywords:
Benchmarking, BMC, Lidah Buaya, Pemberdayaan MasyarakatAbstract
Kajian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan teknologi inovasi budidaya dan pengolahan lidah buaya, pengembangan usaha lidah buaya, dan merancang model pemberdayaan masyarakat sebagai upaya pengembangan usaha. Kajian ini dilaksanakan pada Bulan Desember 2021 — Juli 2022. Kajian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penentuan lokasi dan informan dalam kajian ini menggunakan metode purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data menggunakan metode triangulasi data dan Focus Group Discusion (FGD). Analisis data menggunakan metode Benchmarking dengan membandingkan aspek yang ingin dicapai di lokasi kajian dengan lokasi pembanding yang serupa. Rancangan pengembangan usaha menggunakan matriks Business Model Canvas (BMC). Hasil kajian menujukan bahwa terdapat enam kelemahan aspek teknologi budidaya yang perlu diadopsi dari lokasi pembanding yaitu pengelolaan lahan, penanaman, pemupukan, sanitasi, penyiraman, dan pengendalian hama penyakit. Penerapan teknologi pengolahan lidah buaya menjadi nata de aloe vera di lokasi kajian sudah sesuai. Hasil pemetaan dengan menggunakan BMC menunjukan beberapa kelemahan yang perlu ditingkatkan yaitu segmentasi pasar dan pendistribusian. Pemberdayaan masyarakat di lokasi kajian menunjukan kelemahan dalam pendampingan petani mitra dan jaminan pembelian hasil dari petani. Pada kajian ini dilakukan kegiatan penyuluhan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat melalui perbaikan usaha tani dengan mengadopsi teknologi inovasi budidaya dari lokasi pembanding. Hasil penyuluhan menunjukan perubahan pengetahuan dengan INP 0,9 kategori tinggi, perubahan sikap dengan INP 0,8 kategori tinggi, dan perubahan keterampilan dengan INP 0,7 kategori tinggi.
References
Arifin, J. (2021). Intensif Budidaya Lidah Buaya. Pustaka Baru Press.
Aryanto, R. I., Hayati, R., Harini, R., Usman, & Jafrizal. (2021). Respon Pertumbuhan Lidah Buaya (Aloe Vera .L)Terhadap Dosis Pemberian Pupuk Urea Dan Kotoran Kambing Pada Tanah Podsolik Merah Kuning. 16(2), 152—164.
Bahua, M. I. (2015). Penyuluhan dan Pemberdayaan Petani Indonesia. In Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951—952.
BPS Kabupaten Gunungkidul. (2021). Kecamatan Nglipar Dalam Angka 2021 (p. 99-117).
BPS Provinsi D.I Yogyakarta. (2020). Statistik Hortikultura D.I Yogyakarta. (30), 528—582.
Direktorat Jendral Hortikultura. (2019). Standar Oprasional Prosedur Budidaya Lidah Buaya (Aloe vera L) Pontianak.
Hartatik, W., & Widowati, L. . (2006). Pupuk Organik Dan Pupuk Hayati. Balai Penelitian Tanah.
Programa Kalurahan Katongan. (2022). Programa Penyuluhan Pertanian Kalurahan Katongan 2022.
Safitri, A. D., Linda, R., & Rahmawati. (2017). Aplikasi Pupuk Organik Cair (POC) Kotoran Kambing Difermentasikan Dengan EM4 Terhadap Pertumbuhan Dan Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescents L.) Var. Bara. Jurnal Protobiont, 6(3), 182—187. https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jprb/article/view/22473
Suprabowo, R. L., Winandi, R., & Jahroh, S. (2017). Analisis Nilai Tambah Dan Sistem Pemasaran Lidah Buaya di Kabupaten Bogor. Jurnal Jamu Indonesia, 2(3), 102—113. https://doi.org/10.29244/jji.v2i3.39
Wince, E. (2018). Benchmarking dalam Manajemen Sebuah Perpustakaan. Jurnal Ilmu Perpustakaan Dan Informasi, 2, 30.
Downloads
Published
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.