Analisis Pemasaran Beras Asal Luar Daerah Kalimantan Timur (Studi Kasus Kota Balikpapan)
DOI:
https://doi.org/10.55259/jiip.v29i1.8Keywords:
beras, margin, pemasaranAbstract
Permintaan beras di Kota Balikpapan di penuhi dan di pasok dari luar daerah yaitu Jawa dan Sulawesi. Sistem di setiap lembaga pemasaran berbeda-beda dan ini menentukan harga beras tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana saluran pemasaran, biaya pemasaran, margin pemasaran, keuntungan pemasaran serta efisiensi pemasaran di Kota Balikpapan. Penelitian ini telah dilaksanakan dan mulai bulan Juli hingga bulan Oktober 2019 pada pasar di Kota Balikpapan. Pengambilan sampel menggunakan metode bola salju dengan jumlah sampel sebanyak 11 responden, terdiri atas dua distributor atau pedagang besar, dua pedagang pengecer di Penajam Paser Utara, dan tujuh pedagang pengecer. Lokasi pasar tempat penelitian berlokasi di Pasar Pandansari, Pasar Damai dan Pasar Klandasan yang ada di Kota Balikpapan. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat satu macam saluran pemasaran yaitu saluran pemasaran dua tingkat (produsen dari Surabaya dan Sulawesi, distributor di Balikpapan, pedagang pengecer di Balikpapan dan pengecer di Penajam Paser Utara konsumen). Biaya pemasaran pada tingkat pedagang besar adalah Rp.32.50 kg-¹. Biaya pemasaran pada tingkat pengecer di Penajam Paser Utara adalah sebesar Rp. 160.00 kg-¹ dan Rp.190.00 kg-¹. Margin pemasaran yang diterima oleh pedagang besar adalah Rp.1.750,00 kg-¹, sedangkan margin pemasaran pada tingkat agen adalah Rp.1.500,00 kg-¹ dan untuk rata-rata margin pemasaran pada tingkat pengecer di tiga pasar yang ada di Kota Balikpapan adalah sebesar Rp. 919,00 kg-¹. Keuntungan yang diperoleh pedagang besar adalah Rp.1.717,5 kg-¹, dan keuntungan yang diperoleh pengecer di Penajam Paser Utara adalah Rp.1.150 kg-¹, dan rata-rata keuntungan dari Pasar Pandansari, Pasar Klandasan dan Pasar Damai adalah sebesar Rp.11.687,00 kg- ¹. Untuk efisiensi pemasaran beras di Kota Balikpapan pada saluran tingkat kedua di Kota Balikpapan adalah 0,16% dan saluran tingkat kedua di Penajam Paser Utara sebesar 1,56%, yang didapatkan artinya saluran pemasaran ini sudah efisien karena <50%.
References
Azwar, S. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badan Ketahanan Pangan,2016. Direktori Penrkembangan Konsumsi Pangan. Jakarta: Kementrian Pertanian.
Badan Pusat Statistik, 2019. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin. Badan Pusat Statistik. Kalimantan Timur. https://kaltim.bps.go.id/. Diakses pada 7 Juli 2017
Hessie, R. 2009. Analisis Produksi dan Konsumsi Beras dalam Negeri Serta Implikasinya terhadap Swasembada Beras di Indonesia. Skripsi. Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Junita. A. 2014. Analisis Pemasaran Kelapa Muda (Coco nucifera) di Kelurahan Lempake Kecamatan Samarinda Utara. Skripsi Universitas Mulawarman.
Kotler, P. 2005. Marketing Manajemen. Edisi ke Delapan. Terjemahan Herujati Purwanto. Erlangga, Jakarta.
Lestari. D. N. 2015. Analisis Tataniaga Tepung Tapioka di Kota Samarinda.
Saragih. B. 2010. Beras masih makanan pokok. Artikel. Tempo. Jakarta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis, Pendekatan Kualitatif dan R&K. Penerbit Alfabeta. Bandung
Downloads
Published
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.