Pengaruh Jenis dan Konsentrasi ZPT terhadap Keberhasilan Sambung Pucuk Alpukat (Persea americana)

Authors

  • Muchairi Amanda Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang
  • Suharno Suharno Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang
  • Siti Astuti Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang

DOI:

https://doi.org/10.55259/jiip.v31i1.41

Keywords:

Alpukat, Jenis ZPT, Sambung Pucuk

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh jenis dan konsentrasi zat pengatur tumbuh (ZPT) terhadap keberhasilan teknik sambung pucuk pada tanaman alpukat. Penelitian eksperimental ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan dua faktor, faktor pertama yaitu jenis ZPT terdiri dari A0 (kontrol), A1 (ZPT sintetik), dan A2 (ZPT alami). Faktor kedua (konsentrasi ZPT) terdiri dari B1 (50 ppm), B2 (100 ppm), dan B3 (150 ppm), dengan 3 kali ulangan. Variabel yang diamati yaitu tingkat keberhasilan sambung pucuk, waktu muncul tunas, panjang tunas, dan jumlah daun. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi signifikan antara jenis ZPT dan konsentrasi yang diberikan pada jumlah daun pada sambung pucuk alpukat. Demikian pula pada respon panjang tunas, tidak ada interaksi signifikan antara faktor jenis ZPT (A) dan konsentrasi (B) terhadap variabel respon panjang tunas. Rerata pemberian ZPT sintetik dan alami pada sambung pucuk menunjukan berpengaruh nyata. ZPT sintetik menunjukkan panjang tunas lebih tinggi daripada pemberian ZPT alami masing-masing memiliki rerata panjang tunas 44,35 mm dan 41,49 mm bahwa penggunaan ZPT sintetik pada konsentrasi 100 ppm memberikan hasil terbaik dalam meningkatkan keberhasilan sambung pucuk tanaman alpukat. Penelitian ini menunjukkan bahwa jenis dan konsentrasi ZPT secara signifikan mempengaruhi keberhasilan sambung pucuk. Kombinasi perlakuan ini memberikan pengaruh positif terhadap persentase keberhasilan, waktu muncul tunas, panjang tunas, dan jumlah daun

References

Akbar, D., Rosmiati, dan Mardiah, A. (2021). Keberhasilan sambung pucuk durian (Durio zibethinus L.) dengan berbagai tipe sambungan dan konsentrasi air kelapa sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT). Seminar Nasional Fakultas Pertanian Universitas Samudra Ke-VI, 30–40.

Ariyati, M. (2020). Pengaruh aplikasi air kelapa sebagai zat pengatur tumbuh alami terhadap pertumbuhan kina (Cinchona ledgeriana Moens) setelah pembentukan batang di daerah marjinal. Jurnal Agrosintesa, Mei 2020.

Asra, R., Samarlina, R. A., dan Silalahi, M. (2020). Hormon tumbuhan. Jakarta: UKI Press.

Campbell, N. A., Reece, J. B., dan Mitchell, L. G. (2000). Biologi (Edisi ke-5, Jilid 2; Manalu, W., Penerjemah). Jakarta: Erlangga. (Karya asli diterbitkan tahun 2000).

Djamhuri, E. (2011). Pemanfaatan air kelapa untuk meningkatkan pertumbuhan setek pucuk meranti tembaga (Shorea leprosula Miq.). Jurnal Silvikultur Tropika, 2(1), 5–8.

Dzulfiqar, F. A. (2019). Pemanfaatan limbah cabai (Capsicum annum) sebagai alternatif mempercepat pematangan buah alpukat secara alami. Jurnal Inovasi dan Teknologi Material, 1(2), 21–25.

Fahmi, Z. (2013). Kajian pengaruh auksin terhadap perkecambahan benih dan pertumbuhan tanaman. Surabaya: Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan.

Fatikhasari, N. N., Karno, dan Kristanto, B. A. (2021). Pengaruh diameter batang bawah dan hormon BAP (Benzyl Amino Purin) terhadap keberhasilan sambung pucuk sawo. Agrosains: Jurnal Penelitian Agronomi.

Halawa, M., Cortleven, A., Schmülling, T., dan Heyl, A. (2021). Characterization of CHARK, an unusual cytokinin receptor of rice. Scientific Reports, 11(1), 1–10. https://doi.org/10.1038/s41598-020-80223-2

Hamdan, A., Leksono, B., dan Halang, F. (2007). Keberhasilan tumbuh beberapa klon jenis ekaliptus dengan penerapan dua teknik sambungan. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 2, 96–102.

Harvey, F. I. (2009). Trend produksi dan prospek pengembangan komoditas buah naga di Kabupaten Jember. JSEP, 3(2), 1.

Iqbal, M. (2012). Pengaruh perendaman entris dalam ekstrak jagung dan kangkung terhadap pertumbuhan sambung pucuk kakao (Theobroma cacao L.). Jurnal Agronomi. Universitas Hasanuddin Makassar.

Lu, Z., Peng, B., Ebert, B. E., Dumsday, G., dan Vickers, C. E. (2021). Auxin-mediated protein depletion for metabolic engineering in terpene-producing yeast. Nature Communications, 12(1051), 1–13. https://doi.org/10.1038/s41467-021-21313-1

Maiti, dan Bidinger. (2018). Pengaruh aplikasi ZPT sitokinin terhadap kompatibilitas entres pada teknik sambung pucuk tanaman asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff ex T. Anders). Journal Agroteknologi FP USU, 6(4), 801–808.

Mariyati, Lasmini, S. A., dan Laude, S. (2020). Pengaruh berbagai panjang entris terhadap keberhasilan sambung sisip alpukat. e-Jurnal Agrotekbis, 8(2), 411–416.

Menhennet, R. (1979). Use of retardant on glasshouse corps. British Plant Growth Regulator Group, London.

Pramudito. (2018). Efektivitas penambahan hormon auksin (IBA) dan sitokinin (BAP) terhadap sambung pucuk alpukat (Persea americana Mill.). Semarang: Skripsi Program Studi S1 Agroekoteknologi Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro.

Pratomo, B., Hanum, C., dan Putri, L. A. P. (2016). Pertumbuhan okulasi tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) dengan tinggi penyerongan batang bawah dan benzilaminopurin (BAP) pada pembibitan polibag. Jurnal Pertanian Tropik, 2(13), 119–123.

Puspitasari, A. C. (2008). Pengaruh komposisi media dan macam zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan tanaman Anthurium hookeri. Surakarta: Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

Putri, D., Gustia, H., dan Suryati, Y. (2016). Pengaruh panjang entres terhadap keberhasilan penyambungan tanaman alpukat (Persea americana Mill.). Jurnal Agrosains dan Teknologi, 1(1), Juni 2016.

Rochmatino, dan Prayoga, L. (2011). Pengaruh pemberian NAA dan sitokinin terhadap pertumbuhan hasil teknik sambung adenium. Agritech, 8(2), 96–104.

Roswanjaya, Y. P., Maretta, D., dan Pinarbi, D. (2020). Penggunaan zat pengatur tumbuh dalam sambung pucuk kakao. AGROSCRIPT, 2(2), 2020.

Sadwiyanti, L., Sudarso, D., dan Budiyanti, T. (2009). Petunjuk teknis budidaya alpukat. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika.

Saefudin, R., dan Tati. (2010). Pemilihan bahan vegetatif untuk penyediaan bibit bambu hitam (Gigantochloa atroviolacea Widjaja). Tekno Hutan Tumbuhan, 3(1), 23–28.

Schaller, G. E., Bishopp, A., dan Kieber, J. J. (2015). The yin-yang of hormones: Cytokinin and auxin interactions in plant development. Plant Cell, 27(1), 44–63. https://doi.org/10.1105/tpc.114.133595

Suwandi. (2015). Petunjuk teknis perbanyakan tanaman dengan cara sambungan. Yogyakarta: Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.

Tirtawinata, M. R. (2003). Kajian anatomi dan fisiologi sambungan bibit manggis dengan beberapa anggota kerabat Clusiaceae (Disertasi). Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Untari, R. (2006). Pengaruh jenis media organik dan NAA terhadap pertumbuhan anggrek hitam (Coelogyne pandrata Lindl.) dalam kultur in vitro (Skripsi). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Wahyudi, T. (2020). Pengelolaan komoditas hortikultura unggulan berbasis lingkungan. Nusa Tenggara Barat: Forum Pemuda Aswaja.

Wiraatmaja, I. W. (2017). Bahan ajar zat pengatur tumbuh giberelin dan sitokinin. Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

Downloads

Published

2024-07-30